Tanpa terasa butiran kristal bening jatuh dipipiku. Sudah lama butiran-butiran bening itu membeku, terkubur bersama keegoisan diri. Ingin rasanya anakanda berlari memelukmu ibu. Ibu yang telah mengandungku sembilan bulan dengan taruhan nyawa. Ibu, anakanda rindu padamu. Rindu anakanda titipkan pada angin.
Hati ini merintih. Mata ini menangis. Ragaku sujud di atas sajadah lusuh.Wajahku tertunduk dalam buaian lantunan doa-doa panjang yang terpancar dari mulutku. Ikhlas kuserahkan jasad dan ruhku pada Sang Khaliq. Dalam sujud yang panjang. Terbuai oleh lantunan doa, damai dan kaku....
Ya Allah, aku mohon padaMu..
Sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji takkan khianati pintanya
Ibu dengarlah,
Betapa sesungguhnya aku mencintaimu
Selaksa do'a kuucapkan. Kala mengenang segala bakti. Secawan air mata kusembahkan. Di kala rindukan sentuhanmu. Ingin menangis di pangkuanmu. Kala temukan segala rintangan. Ingin ku rebah dalam pelukanmu. Di kala rindukan kedamaian..
Ibu, wajahmu yang dimamah usia, namun tampak tegar dan bahagia. Ikhlas, memancarkan selaksa cinta penuh makna yang membias dari guratan keriput di wajah. Jemari itu memang tak lagi lentik, namun selalu fasih menyulam kata pinta, Indah... semua begitu indah dalam alunan cintamu, menelusurr lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih sayangmu.
Duhai ibu...
Maafkan jika mata ini pernah sinis memandang, dan lidah yang pernah terucap kata-kata yang tidak berkenan hingga membuat luka hatimu. Maafkanlah pula kalau kesibukan menghalangi untaian doa terhatur untukmu. Ampuni diri ananda yang tak pernah bisa membahagiakanmu, ibu.
Sungguh, jiwa dan jasad ini ingin terbang ke angkasa lalu luruh di pangkuan, mendakap tubuh sepuh, serta menangis di pangkuanmu. Hingga terhapuskan kerinduan dalam riak menganak sungai di ujung mata. Rengkuhlah anakanda dengan belai kasih sayangmu bagai masa kecil dulu. Mengenangkan indahnya setiap detik dalam rahimmu dan hangatnya dekapanmu. Buailah dengan doa-doa hingga anakanda pun lelap tertidur di sampingmu.
Duhai ibu...
Keindahan dunia tak akan tergantikan dengan keindahan dirimu.
Sorak-sorai pesona dunia pun tak dapat menggantikan gemuruh haru detak jantung saat engkau memelukku. Indah... semua begitu indah dalam alunan cintamu, menelusur lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih sayangmu.
Sungguh aku sayang dan rindu Ibu… nantikan kehadiran anakanda yang ingin berada di pangkuan dan pelukan Ibu …
Sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji takkan khianati pintanya
Ibu dengarlah,
Betapa sesungguhnya aku mencintaimu
Selaksa do'a kuucapkan. Kala mengenang segala bakti. Secawan air mata kusembahkan. Di kala rindukan sentuhanmu. Ingin menangis di pangkuanmu. Kala temukan segala rintangan. Ingin ku rebah dalam pelukanmu. Di kala rindukan kedamaian..
Ibu, wajahmu yang dimamah usia, namun tampak tegar dan bahagia. Ikhlas, memancarkan selaksa cinta penuh makna yang membias dari guratan keriput di wajah. Jemari itu memang tak lagi lentik, namun selalu fasih menyulam kata pinta, Indah... semua begitu indah dalam alunan cintamu, menelusurr lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih sayangmu.
Duhai ibu...
Maafkan jika mata ini pernah sinis memandang, dan lidah yang pernah terucap kata-kata yang tidak berkenan hingga membuat luka hatimu. Maafkanlah pula kalau kesibukan menghalangi untaian doa terhatur untukmu. Ampuni diri ananda yang tak pernah bisa membahagiakanmu, ibu.
Sungguh, jiwa dan jasad ini ingin terbang ke angkasa lalu luruh di pangkuan, mendakap tubuh sepuh, serta menangis di pangkuanmu. Hingga terhapuskan kerinduan dalam riak menganak sungai di ujung mata. Rengkuhlah anakanda dengan belai kasih sayangmu bagai masa kecil dulu. Mengenangkan indahnya setiap detik dalam rahimmu dan hangatnya dekapanmu. Buailah dengan doa-doa hingga anakanda pun lelap tertidur di sampingmu.
Duhai ibu...
Keindahan dunia tak akan tergantikan dengan keindahan dirimu.
Sorak-sorai pesona dunia pun tak dapat menggantikan gemuruh haru detak jantung saat engkau memelukku. Indah... semua begitu indah dalam alunan cintamu, menelusur lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih sayangmu.
Sungguh aku sayang dan rindu Ibu… nantikan kehadiran anakanda yang ingin berada di pangkuan dan pelukan Ibu …
Berbicara tentang ibu, subhanaAllah, hebatnya pengorbananmu ibu. Tidak mampu kungkap dengan kata-kata. Begitulah seorang ibu, Allah memberikan mereka ‘rahim’ kerana mereka kaya dengan kasih sayang . Dalam belaian mereka kita bernafas, dalam kasih mereka kita bernadi dan dalam pengorbanan mereka kita ada pada hari ini.
Hukum alam mewartakan, ketika kita sedang berada di puncak putaran hidup, mereka pula meratah usia kian tua. Mereka tidak lagi bernafsu untuk makan atau hiburan lain sepertimana kita, kegembiraan begitu tercatu buat mereka pada usia begini.
Namun mereka punya memori indah dengan kita. Kita yang dijaga, dibelai dan dimanja sewaktu kecil sehingga kita tidak merasa kesunyian. Ketika demam mereka tidak tidur sepanjang malam berjaga. Ketika ketakutan mereka memeluk erat menenangkan kita sehingga boleh melelapkan mata. Ketika dalam proses membesar, kita meminta itu dan ini. Kita mungkin mendapat semua atau sebahagiannya, tetapi kita tidak pernah tahu cerita di sebalik semua itu mungkin ada kesukaran yang tak diceritakan . Itulah yang mereka ada, memori indah bersama kita.
Hukum alam mewartakan, ketika kita sedang berada di puncak putaran hidup, mereka pula meratah usia kian tua. Mereka tidak lagi bernafsu untuk makan atau hiburan lain sepertimana kita, kegembiraan begitu tercatu buat mereka pada usia begini.
Namun mereka punya memori indah dengan kita. Kita yang dijaga, dibelai dan dimanja sewaktu kecil sehingga kita tidak merasa kesunyian. Ketika demam mereka tidak tidur sepanjang malam berjaga. Ketika ketakutan mereka memeluk erat menenangkan kita sehingga boleh melelapkan mata. Ketika dalam proses membesar, kita meminta itu dan ini. Kita mungkin mendapat semua atau sebahagiannya, tetapi kita tidak pernah tahu cerita di sebalik semua itu mungkin ada kesukaran yang tak diceritakan . Itulah yang mereka ada, memori indah bersama kita.
Tetapi malangnya memori itu hanya di pihak mereka sedangkan kita tidak mengingatinya lagi kerana sedang sibuk dengan urusan dunia yang tak pernah habis-habis.
Di titik perselisihan inilah menjadikan mereka terabai. Mereka melalui hari-hari yang kosong tanpa ingatan anak-anak, melalui malam-malam sepi tanpa sinar belaian cahaya mata dan mereka berada di penjuru dunia yang terasing membilang saki baki hari dengan butir tasbih sunyi sebelum berangkat pergi ke daerah barzakh di alam lain buat selama-lamanya. Peritnya mereka di penghujung usia sedang warna hidup kita meriah sekali dengan derai tawa ria rakan-rakan dan limpahan kesenangan yang gemerlapan. Marilah dengan jujur bertanya,
Di titik perselisihan inilah menjadikan mereka terabai. Mereka melalui hari-hari yang kosong tanpa ingatan anak-anak, melalui malam-malam sepi tanpa sinar belaian cahaya mata dan mereka berada di penjuru dunia yang terasing membilang saki baki hari dengan butir tasbih sunyi sebelum berangkat pergi ke daerah barzakh di alam lain buat selama-lamanya. Peritnya mereka di penghujung usia sedang warna hidup kita meriah sekali dengan derai tawa ria rakan-rakan dan limpahan kesenangan yang gemerlapan. Marilah dengan jujur bertanya,
Bilakah kali terakhir kita menghubungi mereka?
Bilakah kali akhir kita mendoakan mereka setulus hati?
Bilakah kali akhir kita menuturkan sayang dan rindu pada mereka ?
Bilakah kali akhir kita ambil berat tentang masalah mereka ?
Bilakah kali akhir kita berjenaka dan mereka ketawa ?
Bilakah kali akhir mereka bercerita sedang kita mendengar dengan tekun dan mereka seperti tidak mahu mengakhirinya kerana pendengar itu sangat berminat untuk mendengar ?
Bilakah kali terakhir kita bersalaman untuk pulang, mereka memeluk dan di dalam hati mereka ada getar begitu sukar melepaskan kita pergi?
Carilah jawapan dalam selaut rasa, biarkan hati yang berbicara bukan sesiapa memaksa, semoga nanti kita menghargai sesuatu yang paling bernilai...hati seorang ibu dan perasaan seorang bapa!
(Apakata... selepas membaca di blog ini kita hubungi mereka dan tuturkan sayang dan rindu, ketika waktu masih mengizinkan untuk itu...)
Di sebalik semua ini adalah mencari redha mereka, di sana ada redha Ilahi dalam jambangan ketenangan yang hakiki.
Bagaimana mungkin redha Ilahi diraih sekiranya syarat mendapat redhaNya tidak dipenuhi? Bagaimana mungkin Allah menilai sayang kepadaNya sedangkan kepada insan yang sanggup mempertaruhkan nyawanya demi kitapun tidak kita endahkan? Bagaimana Allah akan memberi keredhaanNya dalam hidup ini sedangkan airmata seorang ibu tidak pernah kering mengalir, luka hatinya tidak pernah sembuh disayat sembilu?
Jawapan kepada semua persoalan itu adalah sebuah pemburuan yang menentukan perkara yang terpenting di dalam hidup ini; Sebuah keredhaan Allah sebuah ketenangan hakiki!
Orang kata ana lahir dari perut mak ..
(bukan org kata...memang betul)
Bila dahaga, yang susukan ana.....mak
Bila lapar, yang suapkan ana....mak
Bila keseorangan, yang sentiasa di samping ana.. .mak
Kata mak, perkataan pertama yang ana sebut....Mak
Bila bangun tidur, ana cari....mak
Bila nangis, orang pertama yang datang ....mak
Bila nak bermanja, ana dekati....mak
Bila nak bergesel, aku duduk sebelah....mak
Bila sedih, yang boleh memujukku hanya....mak
Bila nakal, yang memarahi aku....mak
Bila merajuk, yang memujuk ana cuma....mak
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah....mak
Bila takut, yang tenangkan ana....mak
Bila nak peluk, yang aku suka peluk....mak
Aku selalu teringatkan ....mak
Bila sedih, ana mesti talipon....mak
Bila seronok, orang pertama ana nak beritahu.... .mak
Bila bengang.. ana suka luah pada..mak
Bila takut, ana selalu panggil... "mmaaakkkk! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....mak
Bila nak exam, orang paling sibuk juga....mak
Bila buat hal, yang marah aku ana....mak
Bila ada masalah, yang paling risau..... mak
Yang masih peluk dan cium ana sampai hari ni.. mak
Yang selalu masak makanan kegemaran ana. ...mak
kalau balik ke kpg, yg selalu bekalkan makanan kegemaran ana...mak
(bukan org kata...memang betul)
Bila dahaga, yang susukan ana.....mak
Bila lapar, yang suapkan ana....mak
Bila keseorangan, yang sentiasa di samping ana.. .mak
Kata mak, perkataan pertama yang ana sebut....Mak
Bila bangun tidur, ana cari....mak
Bila nangis, orang pertama yang datang ....mak
Bila nak bermanja, ana dekati....mak
Bila nak bergesel, aku duduk sebelah....mak
Bila sedih, yang boleh memujukku hanya....mak
Bila nakal, yang memarahi aku....mak
Bila merajuk, yang memujuk ana cuma....mak
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah....mak
Bila takut, yang tenangkan ana....mak
Bila nak peluk, yang aku suka peluk....mak
Aku selalu teringatkan ....mak
Bila sedih, ana mesti talipon....mak
Bila seronok, orang pertama ana nak beritahu.... .mak
Bila bengang.. ana suka luah pada..mak
Bila takut, ana selalu panggil... "mmaaakkkk! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....mak
Bila nak exam, orang paling sibuk juga....mak
Bila buat hal, yang marah aku ana....mak
Bila ada masalah, yang paling risau..... mak
Yang masih peluk dan cium ana sampai hari ni.. mak
Yang selalu masak makanan kegemaran ana. ...mak
kalau balik ke kpg, yg selalu bekalkan makanan kegemaran ana...mak
Yang selalu berleter kat ana...mak
Yang selalu puji ana....mak
Yang selalu nasihat ana....mak
Renungan:
"Kalau sudah hbs bljr & bekerja..blhlah kau kirim wang utk mak? mak bukn nk byk, RM50 sebln pun cukuplah. Berderai airmata dan luluh rs ht jika mendengarnya...
Tapi kalau mak sudah tiada..........
MAKKKKK....RINDU MAK.... RINDU SANGAT....
Berapa ramai yang sanggup menyuapkan ibunya....
berapa ramai yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
berapa ramai yang sanggup mengantikan lampin ibunya.....
berapa ramai yang sanggup membersihkan najis ibunya......
berapa ramai yang sanggup membuat ulat dan membersihkan luka kudis ibunya....
berapa ramai yang sanggup behenti kerja utk menjaga ibunya....
dan akhir sekali, berapa ramai yg sembahyang JENAZAH ibunya.....
Yang selalu puji ana....mak
Yang selalu nasihat ana....mak
Renungan:
"Kalau sudah hbs bljr & bekerja..blhlah kau kirim wang utk mak? mak bukn nk byk, RM50 sebln pun cukuplah. Berderai airmata dan luluh rs ht jika mendengarnya...
Tapi kalau mak sudah tiada..........
MAKKKKK....RINDU MAK.... RINDU SANGAT....
Berapa ramai yang sanggup menyuapkan ibunya....
berapa ramai yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
berapa ramai yang sanggup mengantikan lampin ibunya.....
berapa ramai yang sanggup membersihkan najis ibunya......
berapa ramai yang sanggup membuat ulat dan membersihkan luka kudis ibunya....
berapa ramai yang sanggup behenti kerja utk menjaga ibunya....
dan akhir sekali, berapa ramai yg sembahyang JENAZAH ibunya.....
Seorang anak mendptkan ibunya yg sedang sibuk menyediakan mkn mlm di dapur lalu menghulurkan sekeping kertas yg bertulis sesuatu. Si ibu segera mengesatkan tangan di apron menyambut kertas yg dihulurkan oleh si anak lalu membacanya. Kos upah membantu ibu:
1) Tolong pergi kedai : RM4.00
2) Tolong jaga adik : RM4..00
3) Tolong buang sampah : RM1.00
4) Tolong kemas bilik : RM2.00
5) Tolong siram bunga : RM3.00
6) Tolong sapu sampah : RM3.00
Jumlah : RM17..00
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak sambil sesuatu berlegar-legar di mindanya. Si ibu mencapai sebatang pen dan menulis sesuatu di belakang kertas yg sama.
1) Kos mengandungkanmu selama 9 bulan - PERCUMA2) Kos berjaga malam kerana menjagamu - PERCUMA
3) Kos air mata yang menitis keranamu - PERCUMA
4) Kos kerunsingan kerana bimbangkanmu - PERCUMA
5) Kos menyediakan makan minim, pakaian dan keperluanmu-PERCUMA
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - PERCUMA
Airmata si anak berlinang setelah membaca apa yg dituliskan oleh si ibu. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata,
"Saya sayang ibu." Kemudian si anak mengambil pen dan menulis "Telah dibayar pada mukasurat yg sama ditulisnya.
Buatmu Ibu...
Selagi ibu kita ada di dunia ini, ciumlah dia, cium tangannya, sentiasa minta ampun darinya, berikan senyuman kpdnya, bkn bermasam muka, kasih ibu tiada tandingannya. Ingatlah "SYURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI IBU", penyesalan di kemudian hari tidak berguna, selagi hayatnya ada, curahkanlah sepenuh kasih sayang kepadanya...
“Saya Sayang Ibu”
0 komentar:
Posting Komentar