Bismillahirrahmanirrahim…
Di suatu sudut taman, aku melihat seorang gadis sedang menangis. Tidak..dia tidak sendirian, namun ditemani seorang wanita dan seorang laki-laki. Kebetulan duduk kami tidak lah berjauhan, samar-samar aku masih mendengar pembicaraan mereka.
“Kalau kamu yakin, abang sih nggak apa-apa Lena. Toh kamu sudah besar, bisa memilih dan memilah, ya kan ummi? Tapi yang abang nggak suka, cara kalian berhubungan.”
Aku sudah bisa menerka, bahwa wanita dan laki-laki itu adalah sepasang suami istri dan gadis itu adalah adik dari laki-laki itu. Dan lagi-lagi aku bisa menebak ke arah mana pembicaraan mereka, apalagi kalau bukan “Cinta”
“Aku juga tahu batasannya, Bang.” Gadis itu menjawab dengan sesegukan.
“Lena, seorang laki-laki yang mengenal syariat dan kalau dia benar mencintaimu seperti yang dia katakan, dia tidak akan pernah memanjakanmu dengan kata-kata manis sebelum dia halal denganmu. Karena dia tahu, apa yang dia perbuat padamu selalu ada yang melihatnya yaitu Allah.”
Giliran wanita tadi yang berbicara, rupanya yang wanita bisa berpikir lebih bijak, mungkin karena dia sama-sama wanita dan lebih paham isi hati wanita.
“Biarlah Allah yang memilihkannya untukmu, Lena. Memilihkan laki-laki yang pantas untukmu, yang perlu kamu lakukan adalah membersihkan hatimu dari virus-virus yang menyerangnya agar kelak laki-laki yang dipilihkan-Nya untukmu pun bersih dari virus hati yang merusaknya.”
Ada genangan di mataku yang berubah menjadi butiran-butiran yang terus menetes di pipiku. Semakin menderas. Nasehat itu seolah-olah ditujukan Allah untukku lewat wanita tadi.
Aku baru patah hati dan putus cinta karena laki-laki yang tadinya aku cintai lebih memilih orang lain. Dan di taman inilah aku menginjakkan kaki untuk menenangkan pikiranku, dan ternyata Allah memberikanku sebuah kejutan yang membuat hatiku terbuka lewat tiga orang itu. Terima kasih yaa Rabb, Kau masih mencintaiku justru ketika aku berpaling dari-Mu.
***
Banyak yang tidak menyadari ketika hati memilih seseorang, seolah-olah dia pasti akan menjadi pendampingmu. Padahal belum tentu adanya, jadi ketika Allah Azza Wa Jalla memutuskan untuk mengembalikanmu kepada-Nya dengan menjauhkanmu dari maksiat, kamu justru membenci-Nya, menyalahkan takdir-Nya.
Kesadaran kamu atas cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah disamarkan oleh cinta pada makhluk-Nya, sangat disayangkan kamu lupa bahwa dengan mencintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kamu justru akan mendapatkan cinta yang jauh lebih berharga.
Sadarilah, Allah akan memilihkanmu seseorang yang jauh lebih pantas ketika kamu mampu menjaga hatimu dari kekejian massa yang memberikan kebebasan pada kemaksiatan ketimbang kamu memilih ikut untuk berkecimpung dalam kemaksiatan dengan dalih-dalih cinta atau ketakutan tidak mendapatkan cinta.
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…” (QS An Nur:26)
0 komentar:
Posting Komentar