Bismillahirrahmanirrahim..
Seorang wanita yang mendedikasikan waktunya pada dakwah ternyata tak mampu lepas dari jeratan virus merah jambu, tak salah memang ketika dia jatuh cinta. Karna cinta adalah fitrah yang bisa timbul pada siapapun dan kapan pun. Begitupun dengan dia, virus merah jambu itu timbul justru di dunia maya. Karna di dunia maya antara laki-laki dan wanita sulit untuk ditentukan batasnya, maka tak salah jika syetan banyak sekali bermain disini.
Dia pernah bertanya pada saya, apakah salah bila dia jatuh cinta ?? Tentu tidak sama sekali, karna cinta itu anugrah. Tapi bagaimana cara dia memproses cinta itu, apakah dia akan meredam cinta sampai tiba waktunya ataukah akan mengikuti syetan yang bermain pada nafsu, hanya dia lah yang mampu memilih.
Bukan perkara sederhana ketika cinta yang awalnya didedikasikan untuk dakwah yang bermuara ketaatannya pada Allah Azza Wa Jalla, terganggu dengan virus cinta yang berujung pada kenistaan. Inilah yang seringkali menjadian kita sulit membedakan apakah cinta yang kita tuai merupakan cinta karna Allah ataukah cinta yang dihadirkan oleh syetan.
Cinta bagaikan dua sisi pedang. Satu sisi adalah sebuah fitrah yang memang merupakan karunia perasaan manusia, sedangkan disisi lain adalah sebuah fitnah yang mematikan hati manusia. Bahkan banyak aktivis cinta’palsu’ yang tersesat, karna merasa dirinya ada dalam koridor yang benar. Padahal ketika deklarasi cinta itu mengalir dari lisannya dengan segala janji-janji yang memabukkan, dari situlah syetan bergembira diatas ketidaktahuan kita.
Coba kita renungkan, sudah pantaskah kita untuk mengusung kata ‘cinta’ pada orang yang dirasa kita cintai ?? Jangan sampai karna cinta, dakwah yang selama ini kita angkat harus terhambat dan tertambat karna cinta selain padaNya. Jika memang sudah pantas, maka tidak akan ada waktu tersia-sia untuk mengungkapkan cinta. Pantaslah sudah agar kita segera melepas masa lajang dan meretas dakwah dalam sebuah pernikahan.
Betapa Allah sangat memuliakan orang-orang yang mau memuliakan cintanya dalam aplikasi kecintaannya terhadap Allah. Dengan itu semualah Allah memberikan kenikmatan luar biasa dengan cinta dalam dakwah, yakni cinta yang bersih dan membuahkan putra putri yang nantinya bisa membela dien ini.Itu lah cinta yang mulia.
Bagi kita, cinta tidak semurah tayangan sinetron atau bacaan picisan dalam novel-novel. Bagi kita, cinta merupakan kemuliaan yang Allah tetapkan untuk pejuang dakwah. Cinta lah yang melandasi dakwah dan jaminan kemuliaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Cinta lah yang mengeksiskan kita dengan beban berat amanah ini. Maka jagalah perasaan itu tetap suci dan mensucikan.
Fitri Fatimah Zahra
0 komentar:
Posting Komentar