INDAHNYA ISLAM

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ ”Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 55).


Sabtu, 30 Juli 2011

Nuzul Al-Quran (Turunnya Al-Quran)

Diposting oleh Yusuf shadiq

1- Pembagian turunnya Al-Quran

a. Turunnya seluruh Al-Quran dalam satu waktu (daf’ah wahidah).
Maksudnya adalah turunnya seluruh Al-Quran dari lauh mahfuzh (papan taqdir) dalam satu waktu ke langit dunia. Turunnya Al-Quran dengan cara ini turun pada 10 akhir bulan Ramadhan yang kita kenal dengan Lailatul Qadar (malam penghargaan/ kemuliaan). Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun Malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu kesejahteraan sampai terbitnya fajar”.
Qadhi Iyyadh mengatakan sebagaimana dikutip oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim bahwa lailatul qadar terjadi setiap tahun dari turunnya ayat ini pada zaman Rasulullah di hari 10 akhir bulan ramadhan sampai hari kiamat nanti. Dalilnya sabda Rasulullah SAW: “Carilah lailatul qadar pada hari 10 akhir bulan ramadhan”.
b. Turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur (munajjaman).
Maksudnya adalah turunnya Al-Quran ayat per-ayat atau surat per-surat dalam waktu 23 tahun: yaitu masa diutusnya Rasulullah, Al-Quran turun secara berangsur-angsur dari langit dunia kepada Rasulullah SAW. Jumhur (kebanyakan) ulama mengatakan bahwa awal surat turun kepada nabi Muhammad SAW adalah surat Al-‘Alaq, ayat satu sampai lima yang artinya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan qalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya".
Surat Al-‘Alaq ini turun pada hari senin malam 17 ramadhan. Berarti kita sekarang memperingati awal turunnya Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW.
2- Keutamaan Al-Quran
Al-Quran sebagai Kitab Suci bagi orang Islam mempunyai banyak keutamaan. Diantaranya:
a. Al-Quran adalah kalam (perkataan) Allah.
Itu berarti perkataan yang paling benar dan tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya. Allah berfirman: ”Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari perkataan Allah? ”( QS;An-Nisa 87,122).
b. Petunjuk dan kasih sayang (rahmat) bagi orang yang bertakwa.
Allah berfirman: ”Sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa”( QS: Al-Baqarah 2). Dalam ayat lain “Sebagai petunjuk dan kasih sayang bagi orang-orang yang beriman”( QS : Yunus 57). Kasih sayang dalam arti tidak mau menyia-nyiakan hambanya dan jatuh dalam kesesatan.
c. Obat dan penenang hati.
Allah berfirman: ”Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang mengobati dan kasih sayang bagi orang yang beriman”( QS: Al-Isra 82).
Dalam ayat lain Allah befirman: ”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu mauizha (nasihat) dari Tuhanmu dan Penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”( QS : Yunus 57).
d. Al-Quran mencakup segala sesuatu.
Allah berfirman: ”Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab ini (Al-Quran), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”( QS: Al-An’am 38). Maksudnya Al-Quran mencakup hukum (halal dan haram), kisah, berita gaib, nasihat-nasihat, perumpamaan-perumpaan, bahkan mencakup kaidah-kaidah ilmiyah yang tetap (pasti). Seperti teori yang mengatakan bahwa manusia semakin berada jauh di langit semakin kekurangan oksigen. Allah berfirman “Barang siapa yang kehendaki untuk diberi petunjuk maka akan tenangkan hatinya dan barang siapa yang kehendaki untuk disesatkan maka akan jadikan hatinya sempit seperti dia ketika naik ke langit” QS:Al-An’am 125.
Allah juga berfirman: ”Dan Kami turunkan kepadamu Muhammad Kitab (Al-Quran) sebagai penjelas segala sesuatu”( QS: An-Nahl 89).
Ini adalah sebagian keutamaan Al-Quran. Banyak lagi keutamaan-keutamaan lain yang belum teruraikan.
3- Sikap Muslim terhadap Al-Quran
a- Membaca Al-Quran.
Rasulullah SAW bersabda: ”Bacalah Al-Quran maka sesungguhnya Al-Quran akan menjadi pemberi syafaat untuk ahlinya (pembacanya) di hari kiamat. Beliau juga bersabda: “ Akan dikatakan kepada Ahli Al-Quran di hari kiamat: Bacalah Al-Quran dan naiklah tingkatan-tingkatan (tangga-tangga) surga serta bacalah dengan tartil (membaca dengan cepat dan memperhatikan hukum bacaan Al-Quran) sebagaimana kamu membacanya di dunia karena sesungguhnya kedudukanmu berada di akhir ayat yang kamu baca.
b- Menghafal Al-Quran.
Wajib bagi orang Muslim untuk menghafal Al-Quran baik seluruhnya atau sebagiannya. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang tidak ada didalam hatinya sedikitpun dari Al-Quran seperti rumah yang roboh”.
c- Tadabbur Al-Quran.
Artinya merenungi kandungan Al-Quran ayat per-ayat dengan tujuan memberikan protect diri dari segala apa yang dilarang . Allah Berfirman: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran, atau hati mereka telah terkunci ”( QS:Muhammad 24).
Allah berfirman dalam ayat lain: ”Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran?, Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”( QS:An-Nisaa 82).
d- Mengamalkan Al-Quran.
Setelah membaca, menghafal dan mentadabbur Al-Quran langkah terakhir yang harus ditempuh adalah mengamalkan Al-Quran. Dengan mengamalkan Al-Quran berarti mengamalkan ajaran islam itu sendiri. Aisyah berkata: ”Akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Quran”. Al-Quran yang kita pelajari dan baca tidak akan lengkap kecuali mengamalkannya karena Al-Quran di hari kiamat bisa menjadi penolong atau penghujat kita, dalam artian Al-Quran yang kita baca, kita fahami dan tidak kita amalkan akan menjeremuskan kita ke neraka. Rasulullah bersabda: “Dan Al-Quran akan jadi penolong kamu atau penghujat kamu”.
Empat sikap ini harus dimiliki oleh orang Islam agar Al-Quran selalu menjadi panutan dan tuntunannya. Memperingati nuzul Al-Quran berarti memperingati diri kita terhadap Al-Quran. Sejauh mana kita telah membaca Al-Quran, sejauh mana kita telah menghafal Al-Quran, sejauh mana kita mentadabburi Al-Quran, sejauh mana kita mengamalkan Al-Quran. Memperingati nuzul Al-Quran berarti men-introspeksi diri, apakah perbuatan kita sesuai dengan apa yang diperintahkan dalam Al-Quran. Marilah tingkatkan iman dan sikap kita terhadap Al-Quran semoga juga kita menjadi orang yang diridhai. Wallahu’alam bisshawab.

sumber :
Sayyidul Ayyaam

0 komentar:

Posting Komentar