INDAHNYA ISLAM

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ ”Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 55).


Selasa, 09 Agustus 2011

SEMOGA BIDADARI PUN CEMBURU PADAMU

Diposting oleh Yusuf shadiq
Aku memang tak begitu mengenalmu, Untuk mendeskripsikan tentangmu mungkin aku hanya punya 4 kata, ramah, manja, cerdas, sholihah. Tapi sumpah, aku begitu cemburu padamu, Bahkan jauh sebelum aku mengenalmu. Jangan tanya karena apa?Jujur aku sulit menjelaskannya, Dan saat aku sadar rasa ini begitu menyiksa, Bahkan aku tak sanggup membencimu, untuk tak selalu mencari tahu tentangmu, untuk tak menyapamu, Aku tak sanggup. Mungkin karena bias kesholihatanmu, yang memancar meski tak terlihat dari tatap yang saling.
Ketika belajar tentang akhwat sejati, aku harus mengakui itu bukan kita, Kita jauh dari cirri-cirinya, bahkan hal yang mendekatkan kita pun menunjukkan itu, Meski kita bukan akhwat sejati namun aku yakin kita selalu berproses untuk itu, Meski kadang jatuh, terinjak, atau dayung kita patah sekalipun kita pasti akan tetap mengayuhnya dengan jari kita, hingga kita juga meraih predikat itu, akhwat sejati, Dan sekali lagi, aku cemburu padamu, jangan tanya kenapa, aku pun tak tahu jawabnya. Entah karena keshalihanmu, karamahanmu, kemanjaanmu, kelucuanmu, ceriamu, supelmu, atau karena kau lebih dulu mengenalnya?
Aku hanya tahu, menyaksikan semua yang ada padamu, kedekatanmu dengannya, hatiku begitu sakit, seakan ada kupu-kupu menari diperutku, ada yang menjebol paksa tanggul sungai air mataku, aku sakit, tersiksa, aku cemburu, karenamu…
Mungkin kesalahan terbesar dalam hidupku adalah mengenalnya, yang ternyata lebih dulu mengenalmu.
Dan tatkala bulan setengah tahun ini menjelma merah jambu dalam hari-hari dalam hati-hati, sakit itu begitu mendera, karena telah ada kamu dihidupnya, yang meski ku tak tahu pasti posisimu dihatinya, yang kutahu kau membuatku cemburu. Hingga hari-hariku setelahnya hanya sekumpulan salah dan kalah, membuatku tumbang menjadi pecundang
Demikian situasi menjadi sulit bagi kita yang saat ini bermain dengan perasaan, entah bagaimana meski ini bukan dilemma, tapi segala kebaikanmu hanya bisa membuatku cemburu, tanpa bisa meyakinkanku untuk mengikhlaskannya, untukmu
Taruhlah saat ini kita begitu rukun dan saling mengandai, memosisikan diri kita disana, bukan sebagai siapa dengan siapa, sekedar wakil masing-masing kita yang saling menyayangi, dan menyayanginya, meskipun demikian caranya, demikian kasih sayang kita selamanya, namun dengannya bagaimana akhirnya?belum tentu juga dia memilih diantara kita, karena memang mungkin takdirnya bukan diantara kita, tapi selama itu belum pasti dan selama itu masih memungkinkan, mungkin selama itu pula aku akan cemburu padamu, atau bahkan akan ada orang lain yang akan membuatku cemburu?mungkin, tapi saat ini orang itu adalah kamu.
Mungkin tidak semua orang melakukan hal sebagaimana aku lakukan, namun yang aku yakin semua orang akan berbuat yang terbaik  untuk memperjuangkan perasaannya, begitu pula aku, dan kukira kau juga, dan pasti itu sekali lagi, akan membuatku cemburu padamu.
Terlepas dari semua kemungkinan yang seluruhnya masih jauh sekali dari kita sekarang, jauh dari apa yang ada sekarang, jauh-jauh sekali dari yang kita bayangkan, jauh dari kenyataannya suatu saat nanti. Kita tidak pernah tahu sampai kapan ini semua, obrolan-obrolan kita ini, samapai kapan akan berlanjut, kapan ini akan berakhir, kita tidak pernah tahu. Yang aku tahu semua ini hanya tinggal kenangan suatu saat nanti, yang tak kuasa digapai kembali. Yang mungkin akan sangat dirindukan, mungkin pula terabaikan.
Sampai disini apa yang salah sebenarnya, tidak ada. Kecuali aku yang salah karena telah membiarkan rasa ini ada. Yang yang salah karena telah masuk diantara kalian yang telah ada terlebih dahulu. Kecuali aku yang menganggap bahwa semua akan berjalan cukup dengan berbekal rasa. Aku sadar, aku salah. Dan aku memutuskan akan keluar dari permainan ini, karena permainan hati pasti akan menyisakan luka bagi yang tertinggal, kau tahu kenapa aku memilih pergi, kali ini bukan hanya karena aku cemburu padamu,  tapi pada dasarnya memang aku lebih suka meninggalkan daripada ditinggalkan.
Selepasku…kuharap yang terbaik untukmu dan untuknya, semoga dia segera memberikan isyarat agar kau bisa memberikan kata terbaikmu yang tepat dan sesuai angannya. Dan tentang kecemburuanku…yang entah karena keramahanmu, kemanjaanmu, keshalihatanmu atau karena kau lebih dulu mengenalnya, aku akan belajar, agar akupun layak dicemburui.
Untukmu…semoga aku tak salah menilaimu, bahwa kau begitu membuatku cemburu dengan keramahanmu, kemanjaanmu, keshalihatanmu. Bahwa kaupun selalu dalam upaya samapai ke akhwat sejati, sosok yang kelak akan dicemburui bidadari, tak hanya aku, kelak juga,semoga… bidadari pun cemburu padamu…bukan karena kau lebih dulu mengenalnya tapi karena kesholihatanmu, karena imanmu, akhlakmu, semoga bidadaripun cemburu padamu…
Karena kau tetap saudaraku, ukhti, seberapapun aku cemburu.
*~~~…..~~~*
*Dedicated to ~You~
#Memo pertengahan tahun 2009, Ketika Cinta Beristighfar menjadi temaku di bulan itu:))dan tengah tahun ini…semoga Cinta selalu bertasbih…selamanya:)

0 komentar:

Posting Komentar